Kamis, 16 September 2010

CINTA KARENA ALLAH

Menunjukkan perasaan cinta saat ini identik dengan Candle light dinner, memberi mawar merah, menawarkan jaket pada pasangan saat kedinginan,berpegangan tangan,berpelukan seraya melihat sunset ditepi pantai dan lain-lain.Ketika seseorang dikatakan jatuh cinta maka follow up-nya adalah dengan pacaran dan upaya untuk menunjukkan rasa cintapun dimanifestasikan dengan kegiatan yang berbau romantis.

Tentu mengartikan cinta hanya sebatas perasaan sayang kepada lawan jenis adalah keliru dan penyempitan makna dari cinta itu sendiri. Bukankah kata CINTA dan SAYANG tidak hanya kita dengar dari lawan jenis ?Pernahkah kita menghitung seberapa banyak orang tua kita pernah mengucapkan kata sayang kepada kita anaknya yang mungkin diucapkan sejak anaknya lahir betapapun mungkin anaknya telah menyusahkan dan menyakiti hati mereka ?Bukankah kita sering menerima tatapan cinta dari ibu yang rela begadang ketika kita (anaknya) sakit. Dari ayah yang rela mengerahkan tenaganya untuk dapat menafkahi keluarganya. Dari teman yang senantiasa memberikan support, dari saudara kita yang mau berbagi suka dan duka ….
Belum lagi sentuhan kasih juga kita rasakan dari makhluk Allah yang lain, matahari yang tidak pernah mengingkari janjinya untuk bertasbih terbit pada pada pagi hari memberikan sinar hangatnya yang menjadi sumber energi bagi kehidupan dan terbenam di sore hari, udara dengan tekanannya yang pas,tumbuh-tumbuhan yang memberikan kesegaran bagi kita, gemericik air yang menjadi sumber kehidupan,tata surya yang tertata rapi,planet jupiter dengan gravitasinya yang amat tinggi seakan menarik bumi agar tidak tersedot ke arah matahari. Benda-benda langit yang akan menghantam bumi juga ditarik oleh jupiter.

Subhanallah, maha suci Allah, kita telah dijaga tanpa kita sadari. Dan diatas segalanya cinta Allah kepada makhluknya amat melimpah, Allah telah memberikan kita kehidupan, memberikan rezeki-Nya, memberikan anggota tubuh nan indah dengan fungsi yang baik,memberikan anugerah kesehatan padahal begitu banyaknya kita berbuat dosa,berapa kali kebohongan telah kita lakukan?bukankah kita sering zalim terhadap makhluk Allah bahkan kita mungkin enggan dengan syariat-Nya? Allah masih berbaik hati untuk membiarkan kita hidup, masih memberikan kita kesempatan untuk bersujud padahal mungkin sujud kita banyak yang tidak khusuknya bahkan kadang panggilan pekerjaan kita rasakan jauh lebih indah dibandingkan panggilan-Nya,pernahkah lisan kita beristighfar manakala menunda waktu untuk memenuhi panggilan-Nya? Namun kita masih diijinkan untuk menetap dibumi-Nya , menghirup udara-Nya secara gratis, padahal kalau Allah menginginkan dengan kuasa-Nya mudah saja bagi Allah untuk langsung melemparkan makhluknya yang tidak taat ke neraka jahannam namun Allah tidak melakukan hal yang demikian itu karena memang Dia maha rahman dan rahim.
Tentu saja ada ujian dan kerikil disepanjang hidup ini. Manakala kita diuji olehnya dengan mudahnya kita berkata seolah-olah Allah tidak adil dan tidak mendengar doa-doa kita. Padahal bukankah ujian dan cobaan adalah bagian dari kasih-Nya juga?Dapatkah kita rasakan kenikmatan jika kita tidak pernah merasakan kepedihan?Dapatkah kita menyadari bahwa kita adalah makhluk yang lemah tanpa melihat kuasa-Nya?Sesuatu yang kita lihat sebagai bencana sesungguhnya adalah peringatan dari-Nya bahwa ada yang lebih berkuasa diatas makhluk-Nya. Dan memang kita harus yakin bahwa ujian dan cobaan yang diberikan Allah adalah cara Allah untuk mengasihi dan mencintai kita,serta pasti ada hikmahnya.
Sehingga selama ini tanpa kita sadari kita tidak pernah kekurangan cinta dan kasih sayang bakan kita telah tenggelam dalam lautan cinta-Nya yang begitu murni. Lantas apakah kita harus membalasnya? Tentu cinta Allah tidak akan berkurang meskipun kita tidak membalas cinta-Nya.Namun Allah telah mengingatkan kita dalam firman-Nya: Katakanlah, jika Bapak-bapak,anak-anak,isteri-isteri,kaum kerabat,harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad dijalan-Nya maka tunggulah sampai allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS.At-Taubah:24)
Allah telah memerintahkan kita agar menjadikan kecintaan kita kepada-Nya menjadi peringkat yang tertinggi. Artinya kita akan taat, tunduk dan patuh hanya kepada Allah, mencintai Bapak, Ibu,anak suami atau isteri, sesama insan , makhluk hidup juga harta hanya karena Allah bukan selainnya . Kita mencintai sesama dengan landasan iman dan amal saleh bukan karena harta pangkat ataupun jabatan yang dimilikinya. Kita akan rela untuk hidup dibawah syariat Allah tanpa melihat untung dan ruginya.Sehingga kasus-kasus kebingungan memilih pasangan yang beda agama tidak akan terjadi, definisi ponografi dan pornoaksi tidak akan menjadi sebuah polemik karena Allah telah menjelaskan batasan aurat secara jelas dan gamblang ,manifestasi cinta dengan cara yang mendekati zina seperti berpelukan, berpegangan tangan, bahkan( maaf) berciuman pada pasangan yang belum diikat oleh pernikahan juga tidak akan terjadi jika kita mencintai Allah, bagaimana mungkin kita mengungkapkan perasaan sayang kita kepada orang lain padahal dengan cara-cara yang dibenci oleh-Nya?Cinta karena-Nya akan membuat kita memperlakukan alam dengan sebaik-baiknya.Jika kita mencintai-Nya kita akan memperjuangkan tegaknya syariat-Nya dengan cara-cara yang disukai-Nya bukan dengan cara-cara kekerasan.Bukankah hanya hidup dibawah aturan-Nya manusia bahkan semesta alam akan merasa aman dan nyaman?
Begitu besar kasih yang telah Allah berikan tentu tidak layak bagi kita menyalahgunakannya apalagi mempersembahkan cinta yang palsu, dimulut kita mengatakan sangat mencintai Allah, membasahi lisan kita dengan berdzikir pada-Nya, namun bahasa tubuh,tingkah laku kita enggan berkorban untuk-Nya,mata kita gunakan untuk memandang hal-hal yang tidak semestinya,lisan yang suka menyayat-nyayat perasaan orang lain, waktu yang terbuang sia-sia.Bukankah mencintai juga harus diikuti dengan kerelaan untuk berkorban?Dalam QS.al-Ankabut Allah swt berfirman ”Apakah kalian mengira bahwa kalian akan memasuki surga, padahal belum datang ujian kepada kalian?” Ujian akan menempa kita apakah cinta kita murni ataukah palsu.
Marilah kita bersama meraih cinta-Nya,cinta yang diridhoi, cinta yang tidak akan pernah membuat kita merugi. Memang menjalaninya tidaklah mudah, perlu kekuatan hati dan ketegaran iman, namun jangan sampai kita menyesal dikemudian hari sebelum ajal menjemput karena ternyata selama didunia ada ”cinta halal” yang masih tidak terbalas.Wallahu”alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar